Ketika Anak Banyak Berkata Enggak Ini Solusinya – Dear ayah bunda sahabat as shidiq aqiqah, apakah sekarang ayah bunda sering dapati si kecil yang mulai berumur 2 tahun senang sekali bilang ‘nggak’ atau ‘nggak mau’. Ketika ayah bunda suruh makan, mandi selalu saja bilangg nggak. Dari bilang enggak biasa, geleng, hingga berteriak histeris.
Ulasan Ketika Anak Banyak Berkata Enggak Ini Solusinya
John Sargent, MD, dosen psikiatri anak di Baylor College of Medicine, Houston, AS, menemukan fakta, anak usia 2-3 tahun akan membantah orangtua sesering mungkin, hingga 20-25 kali dalam satu jam!
Menurut Sargent, ketika anak sering berkata tidak itu menunjukkan bahwa anak sudah mulai bisa beradu argumentasi karena anak melihat orangtua bukan lagi satu-satunya ‘bos’ tetapi anak bisa menjadi ‘bos’ untuk dirinya sendiri.
Jadi, membantah adalah salah satu cara anak untuk menunjukkan self-autonomy. Walaupun dalam membantah ini ada teknik belajar anak dalam mengambil keputusan tapi sebagai orangtua kita juga pasti sebal dan takut itu bisa menjadi pintu kedurhakaan untuk anak. Oleh karenanya berikut adalah yang dapat ayah bunda lakukan,
Pertama, ayah bunda harus sadari bahwa anak belajar dari perilaku Ayah bunda. Seberapa sering Ayah bunda melarang, dan seberapa sering Ayah bunda menjawab ‘nggak’ dan ‘nggak boleh’ untuk permintaan anak? Dibandingmenggunakan kalimat negatif, gunakan kalimat positif. Misalnya; “Sayang, makanannya jangan dihambur-hamburkan.” Atau, “kita tadi kan sudah baca dua cerita, sekarang bobok yuk..”
Baca Juga :
- aqiqah sapi untuk berapa orang: Panduan Memilih Aqiqah Sapi untuk Berapa Orang
- Sejarah Aqiqah: Mengenal Tradisi Penyembelihan Hewan untuk Bayi yang Baru Lahir
- aqiqah untuk orang yang sudah meninggal ketahui cara nya di sini
- Usia Kambing untuk Aqiqah: Panduan Lengkap untuk Menentukan Kambing yang Tepat
- Perlengkapan Potong Rambut Aqiqah: Memilih yang Tepat untuk Merayakan Momen Spesial
Hindari penggunaan kalimat tanya tertutup seperti “Kamu mau makan?” Pasti dijawab ‘nggak’. Ajak anak melakukan sesuatu, atau posisikan anak sebagai teman, misalnya. “Bunda lapar, temani bunda makan yuk…” atau, “Ini sudah jamnya mandi. Enak ya mandi…kena air dingin-dingin, badan jadi nggak bau asem…”
Hindari kalimat yang memicu pertengkaran, seperti “Kita ke kolam renangnya nanti sampai kamu selesai makan.” Ganti dengan kalimat yang bagus, misalnya “Begitu kamu selesai makan, kita ke kolam renang yuk..”
Ketika anak sulit dilarang cobalah untuk menyelami alam berpikirnya. Pancing anak untuk berpikir. Sebagai contoh cobalah untuk memahami mengapa anak tidak ingin keluar dari bak mandinya. “Emang enak ya, mandi sambil main-main gini. Asyik banget. Tapi kalau kelamaan nanti jari-jari kamu kisut, berwarna biru. Bibir gemetaran juga. Enakan habis ini makan. Kita duduk di halaman makan di sana.” Tunggu hasilnya.